curhat
29 Desember 2014

CURHAT~

By metinvia
Saat itu sudah malam, hampir tengah malam. Namun bagiku masih tergolong sore. yaah bisa disebut kalong oleh beberapa orang. Tanpa rencana apapun, tiba-tiba aku terlibat dalam percakapan dan dialog seru oleh seseorang  dari Ukraina di sebuah site. Penasaran dengan negeri yang menjadi tuan rumah Euro 2012 bersama Polandia tersebut, aku mengajukan beberapa pertanyaan simple yang dijawab dengan sangat sederhana namun penuh makna dan tidak biasa hingga ke ranah politik dingin dengan ‘saudaranya’. Berlembar-lembar ia menceritakan persis terhadap apa yang dihadapinya. Aku melihat api meletup-letup dalam setiap kata yang ia ceritakan. Seorang pemuda yang peduli negerinya dari jauh, dalam rantauan menata kehidupan. Malam itu juga, aku berusaha dan mencoba memandang negara Eropa Timur dengan Ibukota Kiev tersebut dari sudut pandang yang berbeda.
 
Aku pun mengambil kesimpulan.
 

Menarik! Ketika seonggok kata, cerita, yang terus mengalir menjawab tantangan di atas segala kegelisahan.
Kesederhanaan dalam setiap “ke-apaadanya-an” jawaban, hingga terus membela negeri yang dicintai walau jauh di negeri orang.
Bukan soal menyambung nyawa atau masalah pribadi yang membebani, tapi tentang harga diri bangsa yang terus digerogoti yang “katanya” saudara sendiri. 
Bukan juga tentang upaya untuk melarikan diri. Namun karena tuntutan konflik yang tak kunjung henti.
Dia ada, dia bekerja, dia menjadi dewasa.
Bukan kemauan tapi paksaan halus, bermuka dua di hadapan dunia.
Bukan sebuah keinginan berhimpitan langsung dengan musuh abadi yang disegani, sebuah negeri yang luar biasa dipandang dari sudut pandang yang tidak biasa. 
Dia masih berharap, dia masih menanti.
Bukan otorisasi yang terus membayangi di masa kelam, atau rennaisance yang tidak membawa perubahan.