Karakter cowok turki
13 Agustus 2015

Karakter Cowok Turki?

By metinvia
Mungkin dulu awalnya sempet bingung gimana sih cowok Turki itu? Di sini jarang ketemu langsung. Sekali ketemu bule yang lagi liburan di sini eh Belanda, Jerman, Australia nggak pernah nemu alias jaraaang yang dari yang dari Turki. Pertama tau Turki cuma sebatas letaknya, benderanya, juga satu dua pemain sepakbola dari sana. Setelah cari cari tahu beeehhh itu negara eksotis banget ya..
Dulu temen Turki sempet bilang ‘coba kamu cari tau tentang Turki dan karakter orang-orangnya terutama cowoknya..’ karena kebanyakan di sosial media itu aneh aneh. Kalopun ada yang bener bisa diitung jari. Setelah searching dari banyak sumber, dengerin cerita orang, dan seterusnya ada beberapa karakter yang mirip-mirip.
 
Berwatak keras tapi sebenarnya lembut
Cowok Turki pada umumnya punya karakter keras. Kalo ngomong sesame orang sana mungkin beda dibanding ngomong sama kita-kita. Kalo ngomong sama orang Indonesia mereka agak menghaluskan logatnya karena tau orang Indonesia nggak sekeras mereka. Karakter keras itu terlihat dalam banyak hal, termasuk ketika mereka ribut-ribut di jalan (eiits ternyata itu udah biasa). Sering juga karena karakter kerasnya sering terjadi kesalahpahaman. Orang kita ngiranya dia marah eh ternyata enggak.. itu soal bawaan katanya yang susah dikendalikan, kalo ngomong kadang tanpa sadar teriak teriak. Namun di sisi lain, cowok Turki hatinya lembut gampang tersentuh. Maksudnya jika berempati pada seseorang, mereka akan care banget. 
 
Ada yang modern, ada juga yang konservatif
Ternyata nggak semua cowok Turki kolot. Mungkin sebagian besar orang pikir Turki itu negara Islam sehingga sifat kolotnya minta ampun. Ternyata oh ternyata yupss memang banyak dari mereka yang sangat-sangat menjunjung nilai-nilai dan menghargai budayanya, serta taat pada ajaran agama. Mereka paham akan pergerakan zaman namun masih setia dan tidak beranjak dari sifat yang terlalu menjaga diri. Dan kebanyakan cowok yang cenderung konservatif ini banyak ditemui di desa maupun di kota. Selain itu, banyak juga cowok Turki yang gaul abis, sangat modern dan hedon banget.  Mereka benar-benar melebur dengan budaya masyarakat Eropa. Banyak yang sudah meninggalkan sifat kolotnya hingga menjadi masyarakat kalangan modern yang fleksibel. Contohnya, cowok konservatif biasanya melarang istrinya untuk pulang larut malam bahkan dalam urusan pekerjaan sampai-sampai ia rela istrinya untuk tidak bekerja guna menghindari pulang malam, stress, dan terbengkalainya urusan rumah tangga. Sedangkan cowok yang lebih modern sebaliknya. Ini biasa banyak dijumpai di kota-kota besar, bisa dilihat ABG ABG mereka yang sering ngeclub dulu atau nongki-nongki di café juga banyak hingga larut malam. 
 
Keras kepala; menjunjung tinggi prinsip dan harga diri
Nah gengsi dan harga diri mereka tinggi. Nasionalisme juga wkwk misalnya dalam keadaan lagi nggak cukup uang, mereka sangat segan dibayarin sekedar beli makan atau parkir sekalipun. Mereka banyak yang tau malu, kesehariannya udah biasa dengan istilah çok ayıp mulai dari hal-hal kecil yang bahkan kalo menurut orang kita adalah hal yang biasa. 
 
Hemat, penuh perhitungan
Sebenernya financial planning orang Turki itu cukup baik, meskipun nggak baik banget juga. Mereka menghitung benar anggaran untuk tempat tinggal, makan, hiburan, nabung. Apalagi kalo mereka nggak tinggal sama orang tua, mereka memikirkan semuanya secara matang dan detail. Berapa pendapatan, berapa yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan atau keinginan, membuat skala prioritas dll. Bahkan banyak cowok Turki single rela setiap hari masak sendiri dibandingkan beli demi menghemat dan bisa nabung. Faktor lain juga sih karena keadaan wkwk Ya kalo di Indonesia dimana-mana warung murah praktis tinggal beli dan worth it banget, nah kalo di sana beli makanan di luar terus yang ada malah amburadul. Makanya orang Turki lebih sering masak sendiri setiap hari. 
 
 
Sayang keluarga
Cowok Turki dan orang Turki pada umumnya itu penyayang keluarganya dan hubungan kekeluargaannya deket. Meskipun udah gedhe, tapi tetep rasanya dianggap anak kecil sama ibuknya. Tapi peringatan nih, nggak hanya di Indonesia, di Turki juga banyak mertua yang masih ikut mencampuri urusan rumah tangga anaknya saking deketnya hehe duh yaaa semoga dijauhkan… itulah kenapa dianjurkan untuk misah sewa rumah sendiri agak jauh bagi yang berkeluarga. Masalah mertua yang ikut campur ini juga jadi persoalan serius di Turki sendiri. 

 

Over Protektif , Posesif, dan Cemburuan
Yang ini kadang bikin gila kalo nggak kuat. Entah pasti ada baiknya tapi sifat-sifat tersebut susah bikin kita buat ‘gerak’. Pertanyaan-pertanyaan semacam
‘kamu bicara sama siapa? Cowok atau cewek?’ ,
‘ kamu mau pergi kemana sama siapa ada temen lain yang ikut nggak?’ ,
‘Kalo ada nggak usah ikut main’ -_- yaelaahh —- banyak yang ceritaaaa begitu.
Apapun yang berkaitan sama cowok selain dia pasti dicurigai. Kagak percaya amat sih kadang kalo belum dijelasin sampe akar-akarnya. Temen cowok, temen sekelas, satu kepanitiaan, tetangga sendiri, sodara, abang gojek, abang penjual cilok juga berlaku dicurigai :)))
Kalo toxic kebangetan tinggalin gih #eh wkwk selama kita masih bisa nikmati hidup nggak masalah.
 
Egois 
Kenapa egois? Karena biasanya buat ‘kebijakan-kebijakan’ yang sesuka dia aja wekeke jadi gimaneee gitu. Terus ati-ati banyak yang patriarki garis keras, closed-minded, nggak bisa dinego. Banyak yang pikirannya ‘sak klek’ nggak boleh beda, ini yang bahaya. Ada yang egois kita harus belajar bahasanya, tapi dia nggak mau belajar bahasa kita. Ada cerita sebuah keluarga memaksa pokoknya harus makan makanan Turki, melarang makan makanan Indonesia. Agak susah sih sebenernya gimana ngejelasinnya. 
 
(tambahan beberapa poin akhirnya digabung ajalah soalnya kalo dibuat di dua entri jadi nggak enak sendiri ntar dikira cuma nyebutin baik2nya doang haha padahal sifat yang ‘nyebelin’ juga banyak huehehehe)
 
Well, sebenarnya dari semua ulasan di atas mengenai gimana sih karakter orang Turki yang sebenarnya tergantung pada pribadi masing-masing, latar belakang keluarga, lingkungan, pendidikan, dll karena pasti setiap individu tidaklah sama. Yang ditulis di atas merupakan pengalaman pribadi dan cerita beberapa orang yang mungkin akan ada perbedaan dari yang dirasakan orang lain karena itu semua kembali kepada setiap individu masing-masing.
 
Terimakasih 